Pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X SMA, terdapat sebuah materi yakni Teks Laporan Hasil Observasi (LHO). Menurut Kosasih (2014:43), teks laporan hasil observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Memang, teks ini sendiri bisa dimiripkan dengan teks deskripsi, di mana di dalam teks LHO juga memaparkan mengenai penggambaran sebuah objek secara detail. Namun, perbedaan terletak di dalam isi. Biasanya teks deskripsi penggambaran objeknya khusus, sedangkan teks LHO lebih bersifat umum. Contohnya, jika teks deskripsi akan mendeskripsikan hewan peliharaan kelinci yang diberi nama Rara, maka akan dituliskan secara detail tentang warna bulu Rara, umurnya, jenis kelaminnya, kebiasaannya, dan lain-lain. Sedangkan jika teks LHO maka akan mendeskripsikan secara umum tentang kelinci. Bagaimana ciri fisik kelinci, makanan, habitat, serta manfaatnya.
Pembelajaran teks LHO ini sebenarnya mengajak siswa untuk lebih mengenal tentang suatu benda serta mampu menuliskannya dengan baik. Adapun struktur dari teks LHO meliputi: definisi umum, deskripsi bagian, dan deskripsi manfaat. Pada akhir pembelajaran tentunya siswa diharapkan dapat membuat teks LHO dengan baik sesuai dengan struktur serta kaidah kebahasannya. Sebenarnya teks LHO dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari, misalnya ketika berkunjung ke kebun binatang, dapat ditemukan teks LHO mengenai hewan yang sedang diamati, agar pengunjung semakin paham dengan hewan tersebut.
Perkembangan zaman dan kondisi dari generasi muda sekarang tidak terlepas dari gawai dan langkah praktis atau instan. Lantas bagaimana guru menyikapi hal tersebut? Tidak ada salahnya guru untuk ikut up to date, menyelami fenomena ini kemudian menerapkannya pada pembelajaran. Seperti ketika kita mempelajari teks LHO, kita bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dengan mengubah sebuah teks ke dalam kode batang (barcode), apalagi segala sesuatunya sekarang serba memakai kode batang ini. Misalnya, di undangan saja, ada kode batang yang bisa dipindai untuk menunjukkan denah tempat pernikahan berlangsung. Selain itu, beragam proses pembayaran juga hanya dengan memindai sebuah kode batang, tanpa langkah yang merepotkan. Maka, guru dapat mengubah pengumpulan tugas teks LHO yang tadinya berupa teks tulis, dengan pembuatan kode batang ini.
Tak salah jika langkah ini disebut “Pindai Pandai”, karena dengan memindai kode batang yang dibuat, kita juga akan ikut mempelajari teks LHO yang ada di dalamnya hingga menjadi pandai atau pintar. Adapun pembuatan teks LHO dengan kode batang ini tentu diawali dengan pembuatan kerangka teks LHO itu sendiri. Kemudian siswa menuangkannya dalam sebuah tulisan dan gambar. Pada tahap pembuatan teks ini nantinya siswa dapat menggunakan aplikasi yang ada di gawai mereka seperti Picsart atau Canva. Setelah pembuatan teks selesai, barulah membuat kode batang dengan menggunakan aplikasi yang ada di playstore atau website. Pembuatan kode batang ini cukup mudah dilakukan oleh siswa karena banyak video pembuatan yang bisa mereka cari.
Hasil dari pembuatan kkode batang ini, ternyata siswa sangat antusias. Mereka menggunakan gawai dengan maksimal. Selain itu, ternyata kreativitas mereka terasah dengan baik karena desain teks yang dituliskan juga dilengkapi dengan gambar yang mendukung. Terlebih, jika mereka menguasai pembuatan kode batang ini,mungkin suatu saat jika memiliki restoran, mereka sudah mampu membuat kode batang untuk transaksi pembayaran maupun untuk menunjukkan menu. Jika tidak jadi wirausaha, mungkin pembuatan kode batang ini juga bisa digunakan dan disertakan dalam pembuatan CV untuk melamar kerja. Jika tidak keduanya? Ya, minimal ada kode batang di undangan pernikahan.
Oleh Arisa Nur Aini, S.Pd.